by : http://nofieiman.com
Saya pernah bertanya kepada salah seorang kawan mengapa tempat-tempat perjudian dan kasino dipenuhi dengan perempuan cantik dan seksi—-entah itu petugas dan pelayan yang bekerja di situ, hiasan dinding dan dekorasi interior, sampai gambar dalam kartu yang digunakan untuk bermain.
Ternyata, konon katanya pria yang ditunjukkan hal-hal erotis akan cenderung bertaruh lebih besar daripada bila ditunjukkan hal-hal yang netral. Sembari tertawa, kawan tersebut juga mengutip sebuah lelucon kuno, “God gave men a p***s and a brain, but not enough blood to operate both effectively at the same time.“
Dalam penelitiannya, Camelia Kuhnen dari Northwestern University menemukan bahwa “money” dan “women” menempati kapling khusus yang bisa memicu kerja otak. Penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 315 pria di Stanford University menunjukkan bahwa mereka akan bertaruh lebih dari 50 kali setelah ditunjukkan sejumlah gambar porno.
Brian Knutson, fisiolog dari Stanford University menyatakan bahwa trigger tersebut sebenarnya bisa juga diperoleh dari coklat atau lotere—-tak melulu harus perempuan dan seksualitas. Namun yang pasti, perempuan cantik dan seksi akan memberikan dorongan emosional yang pada akhirnya bisa memengaruhi pengambilan keputusan finansial seseorang. Dalam tahap yang lebih akut, hal ini bahkan bisa membuat seorang pria tidak lagi memikirkan masa depan finansialnya.
Para trader di bursa komoditas Chicago (dan mungkin juga di tempat lain) ditengarai sering menggunakan pemicu tersebut untuk mendorong mereka agar lebih berani dalam mengambil risiko. Keberanian mengambil risiko memang identik dengan kesuksesan seseorang, namun dampaknya bisa sangat mengerikan bila salah mengambil keputusan. Ini bisa terlihat pada kasus jatuhnya Barings Bank.
Saya tiba-tiba teringat perkataan Tony Montana dalam film Scarface, “In this country, you gotta make the money first. Then when you get the money, you get the power. Then when you get the power, then you get the women.” Barangkali ini juga yang menjelaskan mengapa banyak oknum pejabat yang berlimpah harta ternyata juga gemar bermain wanita. Tentu belum terhapus dalam ingatan kita semua tentang sejumlah skandal seperti Yahya Zaini dan Maria Eva, misalnya.
Bagus juga bila Pemerintah Indonesia benar-benar hendak mengintensifkan gerakan anti pornografi dan pornoaksi, memblokir situs-situs terlarang, sampai soal gagasan tentang penggunaan gembok CD. Paling tidak, ada peluang pria-pria Indonesia tak lagi mata keranjang dan mata duitan. Karena bila dibiarkan berlarut-larut, iso bubrah negoro iki. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar