Jakarta, Rebutan anak, mencari orangtua kandung hingga pembuktian teroris membuat tes DNA menjadi hal utama yang paling ditunggu. Seperti apa tes DNA itu? Mahalkah biaya yang dikeluarkan?�
Membuktikan identifikasi seseorang lewat tes DNA ternyata tidak semahal yang dikira. Membuktikan sebuah kebenaran memang ada harganya. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, tes DNA yang tersedia di Indonesia pun sudah tergolong murah dan akurat.
Tes DNA saat ini sudah makin familiar, apalagi dengan bermacam kasus yang terjadi di Indonesia. Mulai dari kasus pembuktian anak Mayang Sari, pembunuhan berantai Ryan, kasus bom JW Marriot dan Ritz Carlton, serta kasus perburuan teroris Noordin M Top yang baru-baru ini terjadi.
Berkat tes DNA, proses penyelidikan pun terbantu dan kebenaran lebih mudah terungkap. Tes DNA biasanya dilakukan untuk tujuan pribadi maupun tujuan umum seperti kasus-kasus untuk kepentingan penyelidikan polisi.
DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia.
Metode yang digunakan dalam tes DNA adalah dengan mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara sederhananya yaitu metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file khas karakter tubuh.
Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY).
Setiap anak akan menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom lainnya dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari ibu maupun ayah.
"Setiap orang itu punya DNA yang berbentuk double helix atau rantai ganda, satu rantai diturunkan dari ibu dan satu rantai lagi diturunkan dari ayah," ujar dr Munim Idris, ahli forensik dari RSCM ketika dihubungi detikhealth, Jumat (14/8/2009).
"Jadi kalau mau cek, misalkan anak kandung atau bukan, bisa dilihat dari susunan DNA anak, lalu dibandingkan dengan kedua orang tuanya. Kalau susunan DNA ibu dan ayah itu ada pada anak, berarti dia anak kandung mereka," ujar Munim.
Hampir semua bagian tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam dan kuku.
Sampel DNA yang digunakan bisa dari inti sel maupun mitokondrianya. Namun yang paling akurat adalah inti sel karena inti sel tidak bisa berubah.
"Biasanya yang kita gunakan adalah sampel darah karena lebih gampang. Tapi sel darah yang diambil adalah sel darah putih, bukan sel darah merah, karena sel darah merah tidak mempunyai inti sel," ujar Munim.
Akurasi kebenaran tes DNA hampir mencapai 100% akurat. Kesalahan pola DNA bisa saja terjadi, tapi sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. "Biasanya karena human error atau interpretasi yang salah," ujar Munim.
Metode tes DNA yang umumnya digunakan adalah metode elektroforesis DNA. "Metode yang kami gunakan sudah sesuai standar FBI," ujar Munim.
Sedangkan metode tes DNA yang terbaru adalah dengan menggunakan kemampuan partikel emas berukuran nano untuk berikatan dengan DNA. Namun metode ini masih dikembangkan di Amerika.
Pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan cara elektroforesis meliputi beberapa tahapan berikut yaitu:
1. Preparasi sampel dan pengambilan sampel DNA (isolasi) dari bagian tubuh.
2. Pemurnian DNA dari kotoran-kotoran seperti protein menggunakan teknik sentrifugasi atau filtrasi vakum.
3. Pemasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) sebagai tahapan amplifikasi.
4. Hasil amplifikasi ini adalah kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel.
5. Karakterisasi kopi urutan DNA dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya.
6. Tahapan typing untuk memperoleh tipe DNA.
7. Finishing untuk mencocokan tipe-tipe DNA.
Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambar-gambar identifikasi DNA.
"Biasanya hasil tes DNA bisa dilihat 2 minggu setelah pemberian sampel, tapi paling cepat bisa 3 hari untuk keperluan kepolisian," tutur Munim.
Beberapa tahun lalu biaya tes DNA masih mencapai Rp 10 jutaan. Namun kini sudah lebih murah. Di Amerika Serikat biaya tes DNA hanya sekitar 400 dolar dan 500 dolar atau sekitar Rp 4 juta -Rp 5 juta.
Di Lembaga Biologi Molekul Eijkman Indonesia, biaya untuk tes DNA tergolong cukup murah dibanding tempat-tempat swasta. "Biaya per sampelnya 2,5 juta. Jadi kalau mau tes anak, semuanya 7,5 juta, karena dengan ibu dan bapaknya," ujar Munim. Biaya ini sudah termasuk biaya konsultasi pemeriksaan identifikasi DNA.
Jadi, perlu membuktikan kebenaran? Tes saja lewat DNA.
(fah/ir)
Membuktikan identifikasi seseorang lewat tes DNA ternyata tidak semahal yang dikira. Membuktikan sebuah kebenaran memang ada harganya. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, tes DNA yang tersedia di Indonesia pun sudah tergolong murah dan akurat.
Tes DNA saat ini sudah makin familiar, apalagi dengan bermacam kasus yang terjadi di Indonesia. Mulai dari kasus pembuktian anak Mayang Sari, pembunuhan berantai Ryan, kasus bom JW Marriot dan Ritz Carlton, serta kasus perburuan teroris Noordin M Top yang baru-baru ini terjadi.
Berkat tes DNA, proses penyelidikan pun terbantu dan kebenaran lebih mudah terungkap. Tes DNA biasanya dilakukan untuk tujuan pribadi maupun tujuan umum seperti kasus-kasus untuk kepentingan penyelidikan polisi.
DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia.
Metode yang digunakan dalam tes DNA adalah dengan mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara sederhananya yaitu metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file khas karakter tubuh.
Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY).
Setiap anak akan menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom lainnya dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari ibu maupun ayah.
"Setiap orang itu punya DNA yang berbentuk double helix atau rantai ganda, satu rantai diturunkan dari ibu dan satu rantai lagi diturunkan dari ayah," ujar dr Munim Idris, ahli forensik dari RSCM ketika dihubungi detikhealth, Jumat (14/8/2009).
"Jadi kalau mau cek, misalkan anak kandung atau bukan, bisa dilihat dari susunan DNA anak, lalu dibandingkan dengan kedua orang tuanya. Kalau susunan DNA ibu dan ayah itu ada pada anak, berarti dia anak kandung mereka," ujar Munim.
Hampir semua bagian tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam dan kuku.
Sampel DNA yang digunakan bisa dari inti sel maupun mitokondrianya. Namun yang paling akurat adalah inti sel karena inti sel tidak bisa berubah.
"Biasanya yang kita gunakan adalah sampel darah karena lebih gampang. Tapi sel darah yang diambil adalah sel darah putih, bukan sel darah merah, karena sel darah merah tidak mempunyai inti sel," ujar Munim.
Akurasi kebenaran tes DNA hampir mencapai 100% akurat. Kesalahan pola DNA bisa saja terjadi, tapi sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. "Biasanya karena human error atau interpretasi yang salah," ujar Munim.
Metode tes DNA yang umumnya digunakan adalah metode elektroforesis DNA. "Metode yang kami gunakan sudah sesuai standar FBI," ujar Munim.
Sedangkan metode tes DNA yang terbaru adalah dengan menggunakan kemampuan partikel emas berukuran nano untuk berikatan dengan DNA. Namun metode ini masih dikembangkan di Amerika.
Pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan cara elektroforesis meliputi beberapa tahapan berikut yaitu:
1. Preparasi sampel dan pengambilan sampel DNA (isolasi) dari bagian tubuh.
2. Pemurnian DNA dari kotoran-kotoran seperti protein menggunakan teknik sentrifugasi atau filtrasi vakum.
3. Pemasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) sebagai tahapan amplifikasi.
4. Hasil amplifikasi ini adalah kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel.
5. Karakterisasi kopi urutan DNA dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya.
6. Tahapan typing untuk memperoleh tipe DNA.
7. Finishing untuk mencocokan tipe-tipe DNA.
Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambar-gambar identifikasi DNA.
"Biasanya hasil tes DNA bisa dilihat 2 minggu setelah pemberian sampel, tapi paling cepat bisa 3 hari untuk keperluan kepolisian," tutur Munim.
Beberapa tahun lalu biaya tes DNA masih mencapai Rp 10 jutaan. Namun kini sudah lebih murah. Di Amerika Serikat biaya tes DNA hanya sekitar 400 dolar dan 500 dolar atau sekitar Rp 4 juta -Rp 5 juta.
Di Lembaga Biologi Molekul Eijkman Indonesia, biaya untuk tes DNA tergolong cukup murah dibanding tempat-tempat swasta. "Biaya per sampelnya 2,5 juta. Jadi kalau mau tes anak, semuanya 7,5 juta, karena dengan ibu dan bapaknya," ujar Munim. Biaya ini sudah termasuk biaya konsultasi pemeriksaan identifikasi DNA.
Jadi, perlu membuktikan kebenaran? Tes saja lewat DNA.
(fah/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar