KOMPAS.com - Berjam-jam menekuni akun Facebook, Twitter, YouTube, hingga
instant messaging, plus
video games online pada akhirnya bisa memberikan efek buruk pada si kecil, bahkan bisa menimbulkan kecanduan. "Teknologi itu sendiri sangat mencandu karena hal tersebut memberikan umpan balik secara langsung," terang Hilarie Cash, PhD, pendiri reSTART, pusat pengendalian kecanduan internet di Amerika Serikat. "Anak-anak zaman sekarang sangat rentan terekspos internet. Bahkan ketika sudah sangat ketergantungan, bisa menimbulkan ketidaknyamanan ketika ia harus melewatkan satu hari saja tanpa internet."
Menghadapi teknologi internet pada anak seperti buah simalakama. Di satu sisi, ia bisa belajar banyak dari sana, namun bisa pula menimbulkan kecanduan plus memberinya pengetahuan yang belum saatnya ia ketahui. Belum lagi ancaman kejahatan dari orang asing yang ia ajak berkomunikasi lewat internet, juga menjadi terbatasnya kehidupan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar si anak.
Perhatikan Tanda-Tanda Kecanduan Internet
1. Penggunaan internet mengganggu aktivitas keseharian si anak. Misal, ia sulit bangun atau sulit beranjak dari depan komputer untuk berangkat ke sekolah atau ke tempat les. Malas bermain dengan teman-temannya di luar, malas pergi berolahraga, atau melewatkan jam makan hanya untuk berkutat dengan internet.
2. Ia sulit disuruh tidur dan lebih memilih berkutat dengan internet. Alhasil, ia akan sulit untuk bangun di pagi hari.
3. Sulit untuk fokus kepada tugas-tugas dan pekerjaan rumahnya sebelum online, padahal seharusnya tak memerlukan bantuan data tambahan lewat internet.
4. Jika Anda berusaha untuk memotong waktu penggunaan internet, ia jadi agresif dan marah tanpa alasan jelas.
5. Ia kehilangan ketertarikan akan hal-hal yang tadinya ia sukai, seperti berkumpul dengan teman-temannya atau bermain di luar rumah.
Untuk mencegah agar kecanduan itu tidak terjadi, coba lakukan tips-tips berikut;
1. Batasi Waktu Online
Beberapa ahli menyarankan agar anak-anak hanya memiliki waktu online antara 1-2 jam per hari. Untuk hal ini, pelaksanaannya tergantung Anda. Entah itu dengan memasang timer di komputer agar lama pemakaian benar-benar terkontrol, atau melakukan kesepakatan dengan si kecil mengenai lama pemakaian. Apa pun itu, jangan sampai kesepakatan yang terjadi antara Anda dan dia terlanggar. Sebisa mungkin akses internet komputer berada dalam pengawasan Anda. Berikan pula pengertian mengenai bahayanya berhubungan dengan orang asing lewat internet, karena ia bisa ditipu dan diperdayai. Jika memang sulit untuk diberikan waktu tenggat ia bermain dengan internet, setidaknya coba install software yang membatasi gambar-gambar vulgar atau tidak bisa membuka alamat-alamat situs porno.
2. Berikan Contoh
Anak-anak belajar dari contoh. Mereka akan belajar bagaimana kebiasaan Anda menggunakan internet. Jika Anda tak ingin ia menggunakan internet berjam-jam, berikan contoh padanya. Contohkan, bahwa Anda juga menggunakan internet dalam rentang waktu yang sama dengannya, khususnya ketika ia sedang di rumah. Upayakan pula agar Anda tidak meng-update Facebook Anda secara konstan, apalagi ketika seharusnya Anda berfokus pada waktu keluarga.
3. Perhatikan Si Jagoan Games
Ada beragam jenis permainan di internet. Ada yang permainan hanya satu arah, ada juga yang melibatkan orang jamak. Apalagi ketika permainannya bersifat online dan permainannya melibatkan orang-orang dari mancanegara. Akan selalu ada orang yang online dan bermain di belahan bumi lain di setiap waktu. Nah, ini yang bisa mengundang kecanduan. Ia bisa bermain dari pagi hingga pagi keesokan harinya jika ia termasuk orang yang menggilai games.
Anda, para orangtualah yang lebih mengetahui anak Anda. Andalah yang lebih tahu mengenai dampak pemakaian internet pada anak Anda. Apakah penggunaan internet yang dilakukan si anak membuatnya lebih pandai dan ia pun cukup bijak dalam mengatur waktunya atau justru merugikannya. Bicarakan dengan pasangan dan seluruh keluarga mengenai penggunaan internet untuk menyatukan visi demi kepentingan pertumbuhan si kecil. Semoga berhasil.
NADEditor: NF Sumber: WomansDay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar