oleh Suhana Lim
Di tanggal yang sama dengan Valentine’s Day tahun 2010 ini, 14 Februari adalah hari pertama Tahun Baru China, Tahun Macan Logam. Mengapa tahun ini Tahun Macan? Apa artinya Macan Logam? Apa arti 1001 ritual yang dilakukan masyarakat Tionghoa menjelang tahun baru? Semua pertanyaan tentang Chinese New Year dan maknanya dibahas tuntas oleh fengshui master, Suhana Lim.
Siklus Waktu Kalendar Tionghoa
Kalendar Lunar / Imlek dibuat berdasarkan siklus dari bulan, formatnya berbeda dari kalendar Gregorian yang berpatokan siklus matahari, sedangkan konsep waktu Barat diwakili dengan bintang-bintang,
Dalam kalendar Tionghoa, awal tahun dimulai antara akhir Januari dan awal Februari, itulah mengapa perayaan tahun baru Imlek selalu berbeda setiap tahun. Metode yang populer dimana kita dapat melihat metode siklus ini adalah perekaman tahun ke dalam Dua Belas Tanda Hewan, atau shi er sheng xiao atau cap ji shio.Setiap tahun ditandai dengan kombinasi nama binatang atau shio yang dikenal dengan istilah 12 di zhi (12 cabang bumi) dan 10 thian gan (10 batang langit).
Kedua belas cabang bumi ialah Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi. Kesepuluh batang langit ialah Yang Kayu, Yin Kayu, Yang Api, Yin Api, Yang Tanah, Yin Tanah, Yang Logam, Yin Logam, Yang Air dan Yin Air. Oleh karena itu, setiap dua belas tahun binatang atau shio yang sama akan muncul.
Tahun 2010 ini, tahun baru imlek atau yang lebih umum dikenal dengan sebutan Sin Cia jatuh pada 14 Februari (bertepatan dengan Valentine Day). Kali ini adalah tahun Macan berunsur logam, (populer disebut juga sebagai Tahun Macan Emas).
Shio juga menandakan fungsi sosial yang berguna untuk mencari tahu umur seseorang. Daripada menanyakan berapa umur seseorang, seringkali orang hanya bertanya apa shio dari orang tersebut. Ini akan menaruh orang tersebut dalam siklus 12 tahun, dan dengan sedikit akal sehat, kita bisa menghitung umur orang tersebut.
Legenda Shio
Terdapat beberapa versi dari asal usul dua belas shio. Salah satu yang populer adalah sebagai berikut:
Asal mulanya Yu Huang / Yu Di (Jade Emperor) atau biasa disebut Tian Gong, beliau ingin memilih 12 hewan untuk menentukan lamanya waktu dalam sehari, oleh karena ada banyak hewan didunia ini maka beliau mengadakan lomba, mengundang seluruh hewan untuk datang menghadap.
Ke-12 hewan yang pertama menghadap akan terpilih sebagai pemenang dan dipakai sebagai penunjuk waktu dan urutannya dibuat berdasarkan siapa yang sampai dahulu dihadapan kaisar dan seterusnya. Sebenarnya yang tiba paling awal adalah kerbau, tapi tikus waktu itu naik diatas kepala kerbau dan menjelang garis akhir tikus serta merta melompat mendahului kerbau.
Berikut ini adalah urutan hewan yang sampai di hadapan Kaisar yang kemudian dijadikan acuan penunjuk waktu dan tahun kelahiran ::
Tikus kelahiran tahun 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008.
Kerbau kelahiran tahun 1925, 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009.
Macan kelahiran tahun 1926, 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010.
Kelinci kelahiran tahun 1927, 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011.
Naga kelahiran tahun 1916, 1928, 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000, 2012.
Ular kelahiran tahun 1917, 1929, 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001, 2013.
Kuda kelahiran tahun 1918, 1930, 1942, 1954, 1966, 1978, 1990, 2002, 2014.
Kambing kelahiran tahun 1919, 1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015
Monyet kelahiran tahun 1920, 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016
Ayam kelahiran tahun 1921, 1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017
Anjing kelahiran tahun 1922, 1934, 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018
Babi kelahiran tahun 1923, 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019
Shio: Penentu Karakter dan Nasib?
Karakter kedua belas jenis hewan ini juga dipercaya sebagai lambang dari karakter dan nasib seseorang. Kita bertendensi ingin tahu bagaimana masa depan, makanya “ramalan” 12 shio disetiap awal tahun menjadi bacaan favorit. Tetapi fakta sebenarnya, “ramalan” itu salah-salah dapat menjadi sesuatu yang merugikan. Merugikan dalam arti membuat kita bersikap mem-pre-destined hidup setahun kedepan.
Masalahnya semua “ramalan” yang ada hanyalah bersifat umum dan keakuratannya juga hanya 25 persen. Mengapa begitu? Semua “ramalan” yang ada setiap tahun hanya menganalisis tahun kelahiran saja. Berpikirlah lebih kritis, kalau “ramalan-ramalan” tadi benar, bukankah berarti di dunia ini hanya ada 12 macam nasib saja? Untuk menghitung dengan lebih akurat dan personal, harus dihitung jam, tanggal, bulan dan tahun kelahiran kita.
Kalau memang serius ingin mengetahui “what is in store” untuk kita, buatlah analisa ba zi (four pillars) secara benar. Kalau tidak bisa, mintalah bantuan profesional. Dengan begitu kita akan mendapatkan gambaran secara jelas dan lengkap mengenai “blue print” perjalanan hidup.
Tradisi Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Imlek atau Sin Cia lebih dari sekedar urusan ang pau. Sin Cia adalah perayaan menyambut musim semi. Tibanya musim semi dirasakan sebagai sesuatu yang membawa kegembiraan, simbol tumbuhnya sesuatu yang baru dan memberikan harapan baru dalam hidup. Itulah mengapa Sin Cia disebut juga sebagai Chun Jie / Spring Festival. Perayaan Sin Cia dimulai pada hari pertama bulan kesatu (zheng yue) berdasar penanggalan tradisional Tionghoa, dan berakhir pada hari ke lima belas (lebih dikenal sebagai Lantern Festival / yuan xiao jie / cap go meh).
Merah adalah warna dominan pada perayaan Sin Cia. Merah identik dengan kebahagiaan, merah juga simbol dari kebaikan hati, kebenaran dan ketulusan hati. Selain itu bunyi karakter “merah” atau “hung” identik dengan karakter “makmur.” Itulah mengapa warna merah menjadi warna kesukaan masyarakat Tionghoa, apalagi pada masa perayaan Sin Cia.
Selain dari itu, menurut legenda, ribuan tahun silam ada makhluk ganas yang disebut sebagai Nien / Nian. Nien selalu datang ke desa-desa setiap hari pertama diawal tahun untuk memangsa hewan peliharaan, hasil panen, bahkan penghuni desa terutama anak-anak. Untuk melindungi diri, penghuni desa menyediakan makanan di depan rumah mereka untuk Nien. Setelah menyantap makanan yang disediakan, Nien akan pergi. Suatu waktu, mereka melihat Nien ketakutan melihat anak kecil berbaju merah.
Sejak saat itulah timbul kebiasaan untuk menggunakan / menempel kertas merah di rumah setiap Sin Cia. Selain itu penghuni desa juga membakar petasan (berwarna merah dan juga mengeluarkan bunyi) untuk menghalau Nien. Sejak saat itu Nien tidak berani datang mengganggu penduduk desa. Akhirnya Nien ditaklukan dan ditangkap oleh Hongjun Laozu (pendeta Daoist) dan dirubah menjadi gunung Hangjun Laozu.
Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam menyambut dan merayakan Sin Cia:
Membersihkan rumah: Sebelum tibanya tahun baru, sangat penting untuk memastikan rumah dalam kondisi bersih secara paripurna. Simbolisme membersihkan rumah dari semua ketidak beruntungan dari tahun lalu.
Mendekor rumah: Pintu dan jendela di cat ulang (umumnya dan traditionally dengan warna merah). Selain itu pintu dan jendela di tempeli dengan kertas yang bertuliskan kata atau kalimat bermakna baik. Yang paling umum dan favorit ialah kertas dengan karakter “fu” atau “keberuntungan” Tidak sedikit yang sengaja menempelkannya secara terbalik. Kata “terbalik” kalau diucapkan ialah “dao” yang juga berarti “tiba,” jadi maknanya menjadi “keberuntungan tiba” atau “fu dao.”
Membeli pakaian dan sepatu baru, menggunting rambut juga dilakukan sebagai manifestasi dari membuang kesialan dan awal baru yang baik
Makan malam reuni (nien yue fan) bersama seluruh anggota keluarga pada malam sebelum tahun baru. Ini sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga dalam menyambut tahun baru. Malam sebelum Sin Cia dikenal sebagai “chuxi” yang artinya “malam pergantian tahun.”
Melunasi utang: Kebiasaan untuk melunasi (paling tidak, mengurangi jumlah) utang sebelum Sin Cia dilandasi pada kepercayaan agar di tahun baru nanti kehidupan tidak dibebani dengan banyak utang.
Memberikan ang pau: Tradisi memberikan ang pau / lai see /hong bao / fung bao kepada anak.-anak merupakan simbol dari “meneruskan” keberuntungan kepada generasi berikutnya.Umumnya pasangan yang sudah menikah dan orang tua memberikan kepada yang lebih muda dan belum menikah.
Ang pau juga dikenal dengan sebutan ya sui qian yang artinya “uang untuk menghilangkan roh jahat.”Jumlah uang yang diberikan harus genap (dihitung dari digit pertama) misalnya 20, 40, 60, dan seterusnya. Untuk ang pau tidak boleh angka ganjil (30, 50, 70, dan seterusnya) karena angka ganjil diberikan untuk bai pao (uang yang diberikan saat melayat kematian).
Memasang hiasan bunga Mei. Bunga Mei /Mei Hua /Plum Blossom merupakan bunga yang mekar pada musim semi, simbol dari adanya harapan pada saat susah dan penuh tantangan. Bunga Mei adalah simbol dari musim semi.
Menyiapkan dan menghidangkan makanan-makanan khas Sin Cia:
* Nian Gao atau kue keranjang. Disebut kue keranjang karena cetakannya yang terbuat dari keranjang. Nian sendiri berarti tahun dan Gao berarti kue. Gao juga homonim dengan kata “tinggi”, itulah mengapa kue keranjang sering disusun tinggi/bertingkat-tingkat. Makna di balik ini ialah pengharapan agar rezeki dan kemakmuran akan semakin tinggi. Pada masa silam, semakin tinggi susunan nian gao maka semakin tinggi pula status sosial keluarga tersebut.
* Ikan merupakan hidangan favorit, apalagi di hari Sin Cia. Ikan adalah simbol rezeki karena bunyi karakter “ikan (yu)” sama seperti karakter :”berlebih.” Makanya ada ungkapan “nian nian you yu” yang artinya “setiap tahun berlebih (rezekinya).”
* Bakmi, hidangan wajib yang juga favorit ini disajikan tanpa putus dari ujung awal ke ujung akhir (dalam satu untaian panjang). Ini simbol dan harapan agar dikaruniai panjang umur.”
* Yu Sheng atau Yee Sang adalah hidangan salad ikan, yang dipercaya sebagai hidangan yang dapat membawa keberuntungan.
* Jeruk Bali. Dalam bahasa Mandarin, buah jeruk disebut sebagai “ji” yang homonin dengan kata “selamat,” Jeruk Bali merupakan jenis jeruk yang berukuran paling besar, jadi berarti “besar selamat alias amat selamat.” Dipilih yang masih ada daun di dekat buahnya, yang berarti “amat selamat nya akan terus bertumbuh/berlangsung sepanjang tahun.” Selain jeruk Bali, jeruk dari jenis Mandarin dan Sunkist juga menjadi favorit. Warnanya yang kuning (mirip warna emas) menyimbolkan kemakmuran.
* Aneka permen dan makanan kecil manis lainnya. Semuanya ini agar kehidupan senantiasa “manis” pada tahun baru mendatang.
Selama perayaan Sin Cia, terdapat beberapa hal yang ditabukan
Menyapu dianggap dapat “menyapu” rezeki keluar dari rumah, memecahkan barang juga berarti “memecahkan” kebahagiaan dalam hidup. Begitu pula dengan penggunaan benda tajam (pisau, gunting), dianggap tidak baik karena dapat “memotong” keberuntungan. Itulah sebabnya aktivitas di atas diusahakan tidak dilakukan/terjadi pada saat Sin Cia.
15 Hari Perayaan Tahun Baru
Secara tradisional, perayaan Sin Cia berlangsung selama 15 hari, kegiatan yang dilakukan adalah:
Hari ke-1, sejak tengah malam menjelang Sin Cia, upacara sembahyang menyambut kedatangan dewa-dewi dilakukan. Pintu, jendela dibuka, lampu-lampu dinyalakan. Agar keberuntungan tahun baru masuk dan kehidupan terang sepanjang tahun. Upacara menyambut tahun baru juga banyak dilakukan di rumah-rumah ibadah. Hari ini, pakaian baru dikenakan, yang lebih muda mencari yang lebih tua di keluarga dan mengucapkan “Xin Nian Kuai Le (Mandarin) / Sin Ni Khoai Lok (Hokkian) / San Nin Faai Lok (Cantonese)”yang artinya “Selamat Tahun Baru.” Sudah menjadi tradisi, orang tua akan memberikan ang pau kepada anak-anaknya. Yang lebih tua juga memberikan ang pau kepada yang lebih muda. Hari pertama ini aktivitas dan kunjungan umumnya difokuskan kepada keluarga inti dan dekat.
Hari ke-2, hari dimana melakukan sembahyang kepada dewa-dewi dan leluhur. Mengucap syukur atas berkah dan lindungan yang diberikan. Mengenang leluhur yang sudah tiada, yang mana tanpa mereka tidak akan ada diri kita. Bagi pebisnis dari etnik Cantonese (Kong fu), hari ini mereka melakukan doa “Hoi Nin” dengan pengharapan agar bisnis mereka lebih berkembang dan sukses dan memulai aktivitas bisnis lagi. Hari ini juga dipakai untuk mengunjungi dan bersilahturahmi dengan handai taulan dan sahabat.
Hari ke-3 dan ke-4, umumnya kedua hari ini kurang “diminati” dan dianggap tidak baik untuk menyambangi sahabat dan relasi, juga tidak “bagus” untuk memulai aktivitas bisnis. Latar belakang nya ialah karena :
1. Kedua hari ini dikenal sebagai “chi kou,” yang artinya “mudah terlibat perdebatan”, penyebabnya karena hidangan goreng yang dikonsumsi selama kedua hari pertama Sin Cia.
2. Keluarga yang salah satu anggota dekatnya meninggal selama 3 tahun terakhir tidak akan keluar rumah, ini sebagai penghormatan kepada almarhum/mah. Jadi hari ketiga Sin Cia umumnya dipakai untuk berziarah ke kuburan, mendoakan anggota keluarga yang sudah tiada.
Hari ke-5, bagi komunitas yang berada atau berasal dari Tiongkok Utara, hari ini mereka menyantap jiao ze (dumpling).pada pagi hari kelima ini. Hari ini dikenal sebagai “po wu” atau “break five.” Hari ini juga adalah hari ulang tahun Dewa Kekayaan, jadi bagi yang percaya akan melakukan sembahyang khusus bagi Dewa Kekayaan. Umumnya hari ini semua kegiatan bisnis sudah buka dan dimulai lagi. Aktivitas menyapu sudah diperkenankan lagi.
Hari ke-6, diisi dengan mengunjungi rumah ibadah, famili dan teman yang masih belum sempat ditemui.
Hari ke-7, disebut sebagai “ren ri” atau “hari ulang tahun semua orang.” Hari ini dianggap sebagai hari dimana semua orang bertambah usianya. Hari dimana hidangan yu sheng (salad ikan) disantap. Orang-orang akan berkumpul dan bersama-sama melambungkan yu sheng dan berharap agar kekayaan dan kemakmuran yang tinggi dan berkesinambungan. Yu sheng kalau diucapkan sama bunyinya dengan “bertambah surplusnya.”
Hari ke-8, bagi orang-orang Hokkian, hari ini mereka mengadakan makan malam reuni lagi.
Hari ke-9, Hari ulang tahun Dewa Jade Emperor, jadi saatnya untuk memanjatkan doa dan mengucapkan selamat ulang tahun bagi Dewa Jade Emperor. Hari ke-9 ini disebut-sebut juga sebagai hari Sin Cia-nya orang Hokkian. Ini disebabkan pada hari ini orang Hokkian melakukan sembahyang mengucap syukur kepada Thian (Tuhan) dengan sajian utamanya adalah tebu. Tebu dipakai dan diperingati, karena berabad-abad silam suku Hokkian dapat selamat dari pembantaian dengan bersembunyi di perkebunan tebu.
Hari ke-10 sampai hari ke-12, hari-hari meneruskan perayaan Sin Cia dengan keluarga dan sahabat.
Hari ke-13, hari dimana makanan vegetarian (cia cai) dikonsumsi. Ini perlu dilakukan untuk “membersihkan” perut setalah dua minggu mengkonsumsi aneka makanan.
Hari ke-14, dipakai untuk menyiapkan diri untuk perayaan Cap Go Meh.
Hari ke-15, menandakan malam dengan bulan purnama yang pertama kalinya setelah Sin Cia, makanya disebut juga sebagai yuan xiao jie (malam pertama bulan purnama) atau Cap Go Meh (dialek Hokkian). Makan malam reuni diadakan lagi. Tang yuen (semacam onde dengan isi), simbolisme dari bulan purnama dan kebersamaan dikonsumsi.
Selama Cap Go Meh, lampion menjadi hiasan utama. Orang-orang membawa lampion dan berdoa di rumah ibadah. Perayaan ini diasosiasikan sebagai membimbing roh-roh jahat dan tersesat agar dapat “kembali” ke sang Pencipta. Juga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan yang baik antara individu, keluarga, alam semesta dan sang Pencipta agar cahaya/ terang (baca: kebaikan) selalu menyertai kita selama setahun..
Demikianlah perayaan Sin Cia diawali pada bulan baru di hari pertama dan berakhir pada bulan purnama di hari ke lima belas adalah tradisi dan perayaan yang kaya dan sarat dengan makna yang adhi luhur dan positif. Bukan sekedar hura-hura dan urusan memberikan ang pau saja.
“Xin Nian Kuai Le, Wan She Ru Yi” berarti “Selamat Tahun Baru, Semoga Semua Urusan Lancar.” “Gong Xi Fa Cai berarti “Selamat Tahun Baru, Semoga Sejahtera” adalah dua dari banyak ucapan selamat yang umum didengar selama perayaan Sin Cia.
“Selamat Sin Cia bagi yang merayakan, Semoga kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan selalu menyertai kita semua. Gong Xi Fa Cai!”.
Tentang Suhana Lim
Suhana mempraktekkan feng shui tradisional yang dikenal pula sebagai feng shui klasik. Feng shui klasik adalah feng shui asli yang mencakup dua aliran utama feng shui yaitu aliran bentuk (Xing Shi Pai) dan aliran kompas (Li Qi Pai).
Suhana lahir dan besar di Jakarta, Indonesia, dalam lingkungan keluarga yang masih kuat tradisi dan budaya Tionghoanya. Sejak usia remaja telah memiliki minat yang besar dan dalam terhadap budaya Tionghoa, khususnya dalam feng shui, astrologi Tionghoa dan seni bela diri kungfu. Diawali belajar secara otodidak melalui buku-buku, berlanjut dengan menimba ilmu secara langsung maupun tidak kepada banyak guru feng shui.
Pada tahun 1997, Suhana dan keluarga bermigrasi ke Australia. Di tempat barunya, Suhana meneruskan memperdalam ilmu feng shuinya dari banyak guru dan secara formal menyelesaikan pendidikannya dengan Master Yu Gui Feng. Hobi menulis dan keinginan untuk menyebarluaskan pengetahuan feng shui membuat Suhana aktif sebagai penulis tetap untuk berbagai majalah komunitas Indonesia di Melbourne, Sydney dan Perth.
Beberapa artikelnya juga dimuat di majalah komunitas Indonesia di Amerika. Salah satu artikel Suhana dipublikasikan di "The Lantern – A Journal of Traditional Chinese Medicine" (Volume 5 No 1, January 2008) dan di "Pointers – Newsjournal of the Shiatsu Therapy Association of Australia" (Spring 2009). Suhana juga berpartisipasi sebagai pembicara tamu di radio ZZZ 92.3 fm dan sebagai narasumber di radio SBS (Special Broadcasting Service) di Melbourne.
Hasil karya Suhana yang terbaru ialah buku berjudul “78 Tips Menambah Hoki Anda” yang terbit pada bulan Agustus 2009 oleh Penerbit Gramedia Jakarta.
Feng shui bukan sekedar menaruh obyek di lokasi tertentu, bukan juga sekedar ikan dalam akuarium atau menggantung genta angin. Feng shui yang sebenarnya ialah pada analisa mengenai energi (qi), keseimbangan (yin yang) dan transformasi lima unsur (wu hsing).
Motto untuk selalu mengutamakan menolong orang, dan juga tidak menjual produk feng shui membuat Suhana dapat selalu obyektif dan fokus dalam memberikan saran dan rekomendasi kepada orang-orang yang dibantu.
Suhana juga memiliki interest mendalam serta praktisi Reiki dan Psychosomatic.
Sumber: OZIP Magazine (http://www.ozip.com.au)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar